Thursday, July 31, 2014

Guardians of The Galaxy - Laga Premier Brunei


Guardians of The Galaxy baru saja menjalani laga premiernya di bioskop-bioskop Brunei pada hari Khamis kemarin.



Kesan pertama yang saya rasakan dari film ini adalah seru dan lucu, dengan plot yang unpredictable. Sebagai seri komik yang tidak sepopuler seri Marvel lainnya bisa dibilang film GoTG adalah adaptasi yang berhasil mengena khususnya untuk para Marvel geek, meskipun secara keseluruhan filmnya tidak seheboh The Avengers. Sutradara James Gunn juga berusaha menjaga penampilan karakter-karakter dalam film ini agar semirip mungkin dengan versi komiknya.

Awalnya saya berharap akan kemunculan Iron Man sebagai cameo di film ini, semenjak hadirnya jubah Mark 39 Gemini/Starboost di Iron Man 3 (meskipun akhirnya diledakkan di akhir film). Namun ternyata tidak muncul dan hampir tidak ada elemen yang benar-benar terhubung secara signifikan dengan Marvel Earth-199999 selain kehadiran Tivan The Collector dan Thanos beserta salah satu The Infinity Stones. Sekarang tinggal berharap pada gosip yang tersebar bahwa para GoTG atau beberapa diantara mereka bakal jadi cameo di The Avengers: Age of Ultron.

Satu lagi yang disayangkan adalah ketidakmunculan Nova, melainkan hanya ada Nova Corps. Mungkin karakter ini dipersiapkan untuk sekuel GoTG (War of Kings). Sepertinya juga film ini sengaja dibuat sebagai perkenalan untuk universe yang lebih luas lagi di film selanjutnya.

Bagi rekan-rekan yang berharap post-credit scene yang seru dan penuh rahasia terselubung seperti halnya di film-film Marvel yang lain, sepertinya tidak perlu menunggu sampai akhir film untuk melihatnya karena tidak seheboh yang kalian harapkan. Pada post-credit scene ini hanya ada penampilan Howard The Duck yang terlepas sebagai salah satu koleksi The Collector setelah tempatnya hancur diserang oleh Ronan, yang bakal membuat kita berasumsi bahwa Howard akan muncul lagi di film-film Marvel lainnya atau bahkan mendapat porsi filmnya sendiri (asal jangan seperti filmnya yang terdahulu).



-po

Wednesday, July 30, 2014

Wednesday, July 16, 2014

Mengenang saat mudik lebaran bareng si Merah dulu kala

Di keluarga, saya selalu menjadi yang paling jarang pulang ke rumah; tidak hanya setelah mulai mengais rejeki demi sesuap nasi di Brunei, tapi juga semenjak masih kuliah dan kerja di Bandung.

Tidak ada perasaan yang lebih fenomenal dibanding saat mudik lebaran dengan mengendarai si Merah, motor Honda Supercub 800 tahun 1983 dengan gas pol 70 km/jam (bisa 80 km/jam dengan penuh getaran seakan bakal rontok).

Saat yang paling disukai untuk pulang ke Cirebon bareng si Merah adalah ketika mudik lebaran (terutama bila berangkat setelah subuh), karena nyetir motornya jadi lebih greget di Cadas Pangeran.

Nu Kasep mudik bareng si Merah
Honda Supercub 800 '83
Pernah suatu waktu ketika masih jadi freelancer di Bandung, saya dapet banyak bingkisan lebaran dari beberapa rekanan, dan saya berencana membawa semuanya ke Cirebon. Dengan keterbatasan kapasitas bagasi si Merah akhirnya saya berhasil mengepak semuanya seperti pada gambar dengan rincian sebagai berikut,
  • tas kecil disimpan di keranjang depan.
  • tas ransel dan kue lebaran di dedeutkeun di sela-sela kaki, jadi terpaksa nyetir sambil ngangkang sepanjang perjalanan.
  • dua kardus berisi bingkisan lebaran diikat di jok belakang dengan tingkat keseimbangan yang fluktuatif sehingga harus berhenti beberapa kali untuk membetulkan posisinya (selain karena mesin yang kepanasan).

Namun begitu, akhirnya sampai juga di Cirebon dengan kue lebaran yang rusak.


-po


*postingan ini dibikin untuk menyenangkan hati diri sendiri karena tidak pulang buat kumpul sama keluarga di Cirebon pada lebaran tahun ini...

Monday, July 14, 2014

My own 1/6 scale custom action figure by ThatsMyFace.com

Beberapa hari yang lalu saya baru saja menerima paket yang ditunggu-tunggu dari Amerika; sebuah custom figure diri saya dengan skala 1:6 hasil memesan dari website That's My Face. Website ini menawarkan pemesanan action figure dengan kepala berdasarkan wajah yang kita inginkan. Head sculpt-nya sendiri dibuat dengan teknologi 3D printing berdasarkan foto yang kita kirim berupa foto tampak depan dan samping (kanan/kiri). Berikut adalah model 3D kepala saya yang di generate oleh mereka,

3D model wajah yang di generate oleh That's My Face
akan dikirimkan melalui e-mail kepada pihak pemesan
untuk mendapatkan pengesahan atau penyesuaian bila dibutuhkan,
sebelum memasuki tahap produksi.
Ada sedikit kekecewaan ketika saya membuka paketnya untuk melihat hasil 3D printing kepala saya; bukan karena mereka tidak berhasil membuat wajah saya menjadi lebih tampan (karena memang sudah default mode dari sananya) melainkan karena warnanya yang pudar seperti hasil cetakan dari printer yang mulai kehabisan tinta. Warna yang tercetak adalah warna pucat kehijauan, namun untungnya bagian mata, hidung & mulut masih terlihat jelas. Masalah ini sudah saya sampaikan kepada pihak sales-nya meski tanpa disertai bukti foto karena saya tidak sempat memotretnya. Satu kelemahan lainnya dari head sculpt hasil 3D printing adalah permukaannya yang kasar, tidak seperti hasil cetakan moulding seperti produk-produk action figure di pasaran.

Namun tentu saja tidak mungkin bagi saya untuk memesan head sculpt yang baru dengan warna yang lebih baik, sehingga saya memilih jalan lain dengan cara custom paint. Karena saya memiliki kulit dengan warna gelap yang eksotis nan seksi, maka saya memilih menggunakan cat semprot wood stainer (semacam plitur semprot) yang berwarna kecoklatan, kemudian saya timpa lagi dengan cat semprot warna bening sebagai coating/pelindung warnanya. Berikut adalah hasil penyesuaian custom paint pada head sculpt saya lengkap dengan bodi dan aksesoris yang saya pesan,

Aksesoris yang tersedia termasuk T-shirt, jaket parasut, celana jeans,
sepatu Nike (dengan kaus kakinya), laptop (bening tanpa warna) beserta tas slempang,
2 kaleng cat semprot yang bisa disimpan di tas Ariel di paha kaki sebelah kanan
dan sebuah senapan riffle.
Bergaya sejenak bersama skuter Pesva
Untuk bagian rambutnya sebenarnya dari pilihan yang tersedia yang mendekati gaya rambut saya, meski kenyataannya tidak ada yang mirip. Jadi saya memutuskan untuk me-retouch bagian rambutnya menggunakan TAMIYA putty (dempul) untuk mendapatkan hasil gaya rambut yang lebih mendekati dan mengecatnya kembali dengan warna hitam.


Kini dengan rambut yang lebih bergaya,
ditemani boneka monyet Proboscis khas Borneo agar terlihat lebih tangguh.


Menikmati segarnya cuaca Brunei di pagi hari ini.

Secara keseluruhan meski dengan masalah warna pada head sculpt dan terbatasnya pilihan gaya rambut, saya tetap merasa puas dengan produk ini karena bagaimanapun masih bisa kita ubah suai dengan kreatifitas yang kita miliki. Bahkan saya pun sudah berencana untuk memesan figure yang lain menggunakan kepala yang sama, tentunya dengan sedikit penyesuaian di beberapa bagian.

Bahkan Black Widow pun sampai jatuh hati.


-po

Wednesday, July 2, 2014

PATLABOR - AL-97B Hannibal

AL-97B Hannibal adalah labor militer hasil pengembangan dari AL-97 Atlas dan merupakan labor kembar dari AL-97B Samson. Ketiganya tercatat sebagai labor dengan ukuran tertinggi yang pernah diproduksi, yaitu sekitar 9.1 - 9.4 meter. Untuk catatan, AV98 Ingram memiliki tinggi 8 meter, AV-0 Zero 8.3 meter dan Type-J9 Griffon 8.5 meter (belum termasuk sayap).


Labor ini diproduksi oleh Hishii Heavy Industries dan dilengkapi dengan peralatan perang dengan teknologi mutakhir seperti infrared searchlight, 20mm machine gun, rocket launcher serta flare & smoke discharger.

Berbeda dengan labor patroli polisi dan labor-labor kelas menengah lainnya yang rata-rata terbuat dari material carbon fibre, labor militer ini menggunakan material high tension steel agar memiliki daya tahan yang lebih kuat.

Sayang sekali labor yang keren ini hanya muncul sebentar di awal-awal The Movie 2 sebagai bagian dari pasukan PBB di daerah konflik bersamaan dengan Type 98 RADHA.
Kotobukiya adalah satu-satunya produsen mainan yang mengeluarkan scale model kit labor ini dengan skala 1/72, beserta salah satu unit helikopter yang muncul di The Movie 2 juga, AH-88 Hellhound.

-po

PATLABOR - MPL-97S Python

MPL-97S Python, produksi Manabe Heavy Industries yang dirilis pada bulan November 1997, memiliki tinggi 7.80 meter dengan berat 7.25 ton bila tanpa perlengkapan. Dengan senjata lengkap seperti baton stun stick & tameng besar berat totalnya mencapai 7.85 ton.


MPL sendiri singkatan dari Main Police Labor, sesuai peruntukannya sebagai Labor Polisi Tokyo dari Divisi 1 sebelum akhirnya menjadi tim backup dan dialihtugaskan ke AV98 Ingram dari Divisi 2 yang teknologinya lebih maju. Meskipun tidak sehebat Ingram, tapi labor ini cukup efektif untuk mengamankan labor-labor konstruksi yang sering disalahgunakan.

Sejauh ini Bandai sudah mengeluarkan dua model figur yang dijual di pasaran. Pada foto yang paling kiri adalah model Cloth Gear System (pada foto adalah versi bootleg) yang rangkanya berupa diecast & dilengkapi dengan baton & tameng (sudah hilang), memiliki banyak titik artikulasi namun pergerakannya terbatas; yang disebelahnya adalah model vinyl kit dengan bberapa titik artikulasi namun bisa dibilang tidak terlalu berpengaruh.
Bila dibandingkan dengan model kit Ingram skala 1/60 di sebelahnya, sepertinya Python vinyl ini memiliki skala yang hampir sama, sedangkan Cloth Gear System dengan skala yang lebih kecil.

-po

PATLABOR - AV98 INGRAM 1st skala 1/48 dari WAVE Corporation

Wave Corporation telah memproduksi 3 model action figure dari franchise Patlabor; yaitu AV98 Ingram 1st dengan versi standar, AV98 Ingram 1st dengan versi The Movie 3, dan ARL-99 Helldiver.
Berikut ini adalah Ingram dengan versi standar.


Wave Corp. dikenal sebagai perusahaan pembuat action figure berukuran sekitar 6 sampai 7 inci dengan tingkat detail yang tinggi, bisa dibilang termasuk kualitas hi-end di kelasnya. Tidak terkecuali pada figure Ingram ini, terasa mantap saat memegangnya. Rangka diecastnya membuat terasa agak berat namun juga membuatnya menjadi lebih kokoh ketika diberdirikan.

Figure ini juga dilengkapi dengan kokpit yang bisa dibuka lengkap dengan pilot Noa Izumi yang dipasang permanen. Kursi pilotnya bisa digerakkan naik turun melalui tombol yang dioperasikan dari belakang. Holster/revolver storage bisa diakses buka tutup dengan mekanisme hidrolik dan juga tangan kanan yang bisa diperpanjang. Dalam hal aksesoris pun tidak mau kalah; tersedia pilihan visor dalam battle mode, beberapa pose tangan, baton stun stick, revolver & riot cannon.

Yang sangat disayangkan dari figure ini diantaranya adalah proporsi yang kurang pas pada bagian dada ke bawah. Bila diperhatikan dengan seksama figur ini nampak seperti wanita semok bohai dengan kaki jenjang; bagian perutnya terlalu pendek & bagian kakinya terlalu panjang. Kekurangan yang kedua adalah meski memiliki banyak titik artikulasi namun pergerakannya menjadi terbatas akibat pilihan bahan yang digunakan sebagai cloth penutup sendi pada lengan & kaki. Bahannya adalah mirip dengan bahan karet yang digunakan oleh Bandai pada model kit Ingram skala 1/60, meski tipis tapi kurang lentur sehingga membatasi pergerakan.

Namun secara keseluruhan, figure Ingram ini menjadi salah satu koleksi yang tidak bisa dilewatkan oleh para fans Patlabor, terutamanya lagi karena figure ini sudah out of print sejak lama & jarang sekali ditemui di pasaran.

-po

PATLABOR - AV98 INGRAM 1st versi BANDAI Labor in Action & KAIYODO Revoltech

Berikut adalah 2 produk action figure AV98 Ingram 1st yang memiliki skala kurang lebih sama, dengan tinggi kira-kira 5". Yang sebelah kiri adalah pabrikan Bandai Labor in Action dan yang sebelah kanan dari Revoltech. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing; diantara yang paling mencolok adalah proporsi.

Bandai in Action (kiri) & Revoltech (kanan)

Labor in Action memiliki proporsi yang lebih baik dan sesuai kaidah sebuah Ingram dibanding versi Revo, bahkan versi Revo tidak dapat diposisikan berdiri tegak. Namun dalam hal berpose versi Revo-lah jagoannya, jangkauan artikulasinya jauh diatas Labor in Action yang titik joinnya bisa dibilang sangat tradisional. Yang menarik dari Labor in Action adalah bagian cockpit nya yang bisa dibuka, namun tidak dilengkapi pilot di dalamnya. Pada versi Revo terbaru dilengkapi juga holster/revolver storage di kaki seperti juga pada Labor in Action.

Dalam hal aksesoris keduanya hampir berimbang, sama-sama dilengkapi beberapa pilihan pose tangan, baton stun stick, revolver cannon dan riot cannon (pada Revo produksi yang terbaru). Kelebihan pada aksesoris Labor in Action adalah tersedianya pilihan kepala Ingram dengan battle mode.
-po